Setelah kembali dari perjalanan mereka, si ayah bertanya pada anaknya “Bagaimana perjalanannya nak?”.
“Perjalanan yang hebat, yah”.
“Sudahkah kamu melihat betapa miskinnya orang-orang hidup?” Si bapak bertanya.
“O tentu saja,” jawab si anak.
“Sekarang ceritakan, apa yang kamu pelajari dari perjalanan itu,” kata si bapak.
Si anak menjawab
"Saya melihat bahwa kita punya satu kucing, tapi mereka punya empat kucing.
Kita punya kolam renang yang panjangnya sampai pertengahan taman kita, tapi mereka punya anak sungai yang tidak ada ujungnya.
Kita mendatangkan lampu-lampu untuk taman kita, tapi mereka memiliki cahaya bintang di malam hari.
Teras tempat kita duduk-duduk membentang hingga halaman depan, sedang teras mereka adalah horizon yang luas.
Kita punya tanah sempit untuk tinggal, tapi mereka punya ladang sejauh mata memandang.
Kita punya pembantu yang melayani kita, tapi mereka melayani satu sama lain.
Kita membeli makanan kita, tapi mereka menumbuhkan makanan sendiri.
Kita punya tembok di sekeliling rumah untuk melindungi kita, sedangkan mereka punya teman-teman untuk melindungi mereka".
Ayah si anak hanya bisa bungkam.
Lalu si anak menambahkan kata-katanya “Ayah, terima kasih sudah menunjukkan betapa MISKIN-nya kita”.
Disarikan dari berbagai sumber
No comments:
Post a Comment