Tuesday, March 10, 2015

[Hikmah 9] Piring Kayu

Seorang pria tua tinggal bersama anak lelakinya, menantu dan cucu lai-laki berusia 4 tahun. Tangan pria tua tersebut bergetar, pandangannya kabur dan langkahnya tertatih-tatih.

Keluarga tersebut makan malam bersama di meja makan. Namun tangan lelaki tua yang gemetar tersebut dan pandangan matanya yang buruk membuatnya kesulitan untuk makan. Nasi berceceran di lantai. Saat ia meraih gelas seringkali teh tumpah di atas taplak meja.

Anak lelaki dan menantunya menjadi sangat kesal karena kekacauan yang terjadi. "Kita harus melakukan sesuatu mengenai kondisi ayah," kata si anak yang merasa lelah atas konisi tersebut. Lalu pasangan suami istri tersebut menyiapkan meja kecil di pojok ruangan. Disanalah pria tua tersebut makan sendirian sementara anggota keluarga yang lain menikmati makan di meja makan. Karena pria tua itu sering memecahkan peralatan makan maka makanannya dihidangkan dengan piring kayu. Terkadang saat anggota keluarga melirik ke arah pria tua tersebut, nampak air mata meleleh saat makan dalam kesendiriannya.

Namun, kata-kata yang terucap dari pasangan tersebut hanyalah teguran keras tatkala menjatuhkan sendok atau makanannya tercecer. Anaknya yang berusia 4 tahun hanya mengamati dalam diam.

Pada suatu hari menjelang makan malam, si ayah mendapati anak lelakinya bermain dengan potongan kayu di lantai. Dia bertanya dengan lembut pada anaknya, "Apa yang sedang kamu buat?"

Dengan manis anak tersebut menjawab, "Oh, aku sedang membuat piring kayu untuk alas makan papa dan mama." Anak berusia 4 tahun tersebut tersenyum dan kembali bekerja.

Kata-kata anak tersebut menggetarkan kedua orangtuanya hingga tak bisa bicara. Kemudian air mata mereka mengalir di pipi. Meskipun tak ada kata terucapkan, keduanya tahu apa yang harus dilakukan. 

Malam itu sang suami meraih tangan lelaki tua tersebut dan mengajaknya kembali me meja makan. Sejak saat itulah ia menikmati makannya bersama seluruh anggota keluarga. Dan untuk alasan yang tak dijelaskan, pasangan suami istri tersebut nampak tak perduli lagi tatkala sendok terjatuh, teh yang tertumpah atau taplak meja yang kotor.

Disarikan dari berbagia sumber

No comments:

Post a Comment